Sabtu, 26 November 2011

Aku ingin "LEBIH"


Sering aku berfikir bahwa "aku ingin memilikimu", tapi aku ulangi lagi kata-kata yang aku fikirkan itu bahwa "Aku sangat ingin memilikimu". Aku sadar aku hanya teman untukmu, tapi hatiku menginginkan kalau aku ingin lebih dari sekedar teman untukmu. Mungkin kamu berfikir, dari dulu, sekarang dan nanti di masa depan pun kamu akan tetap menganggap aku sebagai teman. 

Pertama aku melihat kamu, aku fikir kamu lelaki yang biasa, malah sangat biasa. Entah apa yang Tuhan dengar dari Doa kita, kamu tiba-tiba menghubungiku melalui pesan singkat yang kamu rahasiakan pengirimnya. Saat aku melihat pesan itu, aku bener-bener menganggap hal itu hal yang biasa aja. Tapi lama kelamaan, hampir setiap hari kamu sms aku, nanya kabar aku, dan itu aku masih nganggep itu biasa aja. Dan waktu di hari itu, aku mulai ada rasa sama kamu, tapi aku masih belum yakin. Aku sampai mencari tahu apakah aku benar-benar mencintai kamu?? Hingga temen aku tau bahwa aku suka sama kamu, mereka hanya bilang "coba aja jalanin dulu, kalo itu masih buat lo bahagia. Tapi kalo lo udah disakitin sama dia, tingaliin!!" itulah yang temanku ucapkan, setelah mereka tau aku suka sama kamu.

"AKU INGIN LEBIH", iya itulah yang selalu aku ucapkan saat kamu menanyakan kabarku lewat sms. Tibalah pada suatu malam, kamu menghubungiku lewat telfon. Jujur, saat aku liat nama kamu di screen handphone aku, aku seneng banget. Baru pertama kalinya kamu hubungin aku lewat telfon. Oke, nggak sampe deringan ketiga, telfon dari kamu aku angkat. Aku mendengar suara halus diseberang sana, langsung aku speechless, bibir aku bergetar tak bisa mengatakan apa-apa. Saat kamu mulai bicara, aku hanya bisa diam dan berkata iya, sampai kamu heran mendengar pembicaraanku yang monoton itu. Entah pada menit keberapa kamu mulai membicarakan hal yang pribadi, kamu mulai menyingung perasaan aku ke kamu, dan kamu mendesak aku untuk menjawab perasaan aku yang paling jujur terhadap kamu. Sampai saat dimana aku berfikir bahwa aku harus jujur dengan kamu tentang perasaan aku.


Memang, pembicaraan kita melalui telfon sempet terputus beberapa kali, tapi aku nggak bisa terus-terusan memendam rasa itu. Setelah dipancing cukup lama, akhirnya aku memutuskan untuk jujur. Inget!! JUJUR bukan Nembak! Oke, aku mulai jujur, aku bilang kalo aku emang nyaman sama kamu. Dan yang aku inget kamu cuma bilang "Teruss?", ya aku jawab "ya itu udah kan, gue udah jujur". Abis aku ngomong kaya gitu, kamu bilang yang sama ke aku. Nggak tau kamu jujur atau bohong, aku sedikit nggak percaya sama omongan kamu itu. Aku tau, kamu emang jujur kamu udah punya pacar, aku tau itu sebelum kamu sedeket ini sama aku. Disisi ini memang aku yang salah, aku tetep deketin kamu  walaupun kamu udah punya pacar. Tapi seenggaknya aku nggak bohong tentang perasaan aku ke kamu. Aku jujur, tulus dari hati aku. Memang sempat ada fikiran aku untuk "Aku ingin Lebih dari sekedar Teman" untuk kamu. Tapi aku fikir ulang lagi, emang aku nggak ada hak apa-apa untuk ikut campur, ngerusak bahkan nyuruh kamu putus dengan pacar kamu. 


Aku nulis ini bukan untuk pamer atau gimana, tapi emang jujur aku sempet berfikir "Aku ingin Lebih di hati kamu". Terima kasih yang udah baca tulisan ini. For the Last, this note for my ugly. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar